Mari Elka Pangestu menggantikan mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik
yang dipindahkan tugasnya menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) dalam Reshuffle kabinet pada Selasa, 18 Oktober 2011.
Mendampingi Mari Elka Pangestu, telah ditunjuk Sapta Nirwandar
mantan Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Perubahan posisi menteri tersebut sekaligus mengubah nama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Perubahan nama kementerian ini juga
membuat tugas yang meliputi wilayah ‘kebudayaan’ akan dikembalikan
kepada Kementerian Pendidikan Nasional yang sekarang berganti nama
menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Presiden SBY dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta,
Selasa malam (18/10), mengutarakan bahwa ada korelasi signifikan antara
dunia pariwisata dan ekonomi kreatif yang sangat dekat dan bisa saling
mendukung. "Ada hubungan erat antara pariwisata dan ekonomi kreatif dan
industri di banyak negara, termasuk di Indonesia. Kami ingin pariwisata
bergabung dengan ekonomi kreatif sehingga dapat dikelola dengan baik
sehingga secara signifikan dapat menambah penghasilan devisa kita yang
nantinya dapat meningkatkan perekonomian". Mari Elka Pangestu, menurut
Presiden Yudhoyono dinilai sangat cakap untuk mengantarkan Indonesia
lebih maju dalam khasanah perekonomian berbasis ekonomi kreatif.
Dalam pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2025 yang disusun Departemen Perdagangan, ada 14 industri yang
diidentifikasi sebagai industri kreatif, yaitu: arsitektur, desain,
kerajinan, komputer dan piranti lunak, mode, musik, pasar seni dan
barang antik, penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan
interaktif, riset dan pengembangan, seni pertunjukan, televisi dan
radio, kemudian video, film, dan fotografi.
Sementara itu Mari Elka Pangestu
menyatakan bahwa dalam membangun sebuah organisasi ekonomi kreatif yang
baru dan spesifik akan menjadi target utama dalam 100 hari mendatang.
Pembentukan organisasi ini memiliki tujuan secara jelas untuk
mendefinisikan divisi ekonomi kreatif dalam kementerian. "Ada
kemungkinan besar bahwa akan ada direktorat jenderal ekonomi kreatif"
ujar Mari, setelah acara peresmian yang diselenggarakan di Istana
Negara, Rabu 19 Oktober 2011, seperti dilansir tempointeraktif.com.
Dalam dunia pariwisata, industri kreatif
merupakan motor utama jalannya roda kepariwisataan. Semakin spesifik
dan semakin kreatif produk-produk yang ditawarkan oleh sebuah wilayah
tujuan wisata maka makin tertarik calon-calon wisatawan berkunjung ke
daerah tersebut. Makin banyak wisatawan datang, semakin besar
kemungkinan nilai ekonomi yang dapat terjaring maka ekonomi kreatif
semakin berkembang. Dengan ekonomi kreatif, rakyat diharapkan menjadi
mandiri; meminimalkan ketergantungan, mengikis mental buruh, menciptakan
lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran, menyemarakkan dunia
pariwisata, dan menggaet devisa.
Selain menarik devisa, penyerapan tenaga
kerja dan produk domestik bruto, ekonomi berbasis ide kreatif juga
tidak terlalu bergantung pada sumber daya alam tak terbarukan. Dengan
kata lain, ramah lingkungan dan sejalan dengan kebutuhan mengurangi
kerusakan lingkungan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam
pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2008 di Pekan Raya Jakarta, 21
Oktober 2008 menyatakan bahwa ekonomi kreatif telah menjadi salah satu
lokomotif perekonomian Indonesia. Ini terlihat dari pergeseran sektor
pertanian dan industri ke jasa ekonomi kreatif.
Istilah ‘ekonomi kreatif’ pertama kali populerkan John Howkins dalam bukunya yang berjudul, “Creatif Economy, How People make money from Ideas”.
John Howkins adalah produser film di Inggris yang paling aktif
menyuarakan ekonomi kreatif pada pemerintah Inggris dan banyak terlibat
dalam diskusi pembentukan ekonomi kreatif di Eropa. Selain John Howkins,
ada juga yang mempopulerkan ekonomi kreatif yaitu Dr. Ricard Florida,
dalam bukunya, “The Rise of Creative Class” dan buku lainnya berjudul, “Cities and Creative Class”.
Pemegang nobel ekonomi, Robert Lucas,
juga mengutarakan bahwa kekuatan yang menggerakan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat dari tingkat
produktivitas cluster, orang-orang bertalenta kreatif atau manusia-manusia yang menggunakan ilmu pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar